Berita

Evaluasi Terbaru Menemukan Merk-merk dan Bank-bank Besar Gagal Menghentikan Deforestasi dan Pelanggaran HAM

BNI, CIMB, Procter & Gamble dan Ferrero menjadi bank dan merek yang mendapatkan nilai ‘F’ 

Rabu, 28 April San Francisco, California — Merek-merek dan bank-bank multinasional besar gagal menghentikan deforestasi dan pelanggaran hak asasi manusia dalam praktik bisnis mereka, demikian temuan penilaian terbaru yang dirilis oleh Rainforest Action Network (RAN), berjudul Mempertahankan Tegakkan Hutan: Evaluasi Merek-merek dan Bank-bank yang Mendorong Deforestasi dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Dari penilaian tersebut ditemukan bahwa tidak satupun dari 17 merek-merek dan bank-bank yang dievaluasi telah mengambil tindakan memadai untuk mengatasi kontribusi mereka terhadap perusakan hutan serta perampasan lahan yang terus berlangsung, termasuk kekerasan terhadap Masyarakat Adat dan lokal, sejumlah merek dan bank bahkan memiliki kinerja yang lebih buruk dibandingkan rekan-rekan mereka. Khususnya bank-bank seperti BNI, CIMB, ICBC, JPMorgan Chase, dan MUFG, bersama dengan merek-merek seperti Colgate-Palmolive, Ferrero, Kao, Mondeléz, Nissin Foods, dan Procter & Gamble yang memiliki reputasi terburuk dengan nilai ‘F’  dari hasil evaluasi.

“Beberapa merek dan bank besar dunia memiliki pengaruh serius atas kerusakan hutan hujan yang terus berlanjut, perampasan lahan dan pembunuhan aktivis pembela hak asasi manusia, namun merek dan bank ini tidak banyak bertindak untuk menghentikannya,” kata Daniel Carrillo, Direktur Kampanye untuk Hutan, Rainforest Action Network (RAN). “Jika kita menginginkan masa depan dengan iklim yang stabil, kita harus menjaga tegakan hutan. Tidak ada waktu tersisa bagi perusahaan-perusahaan ini untuk terus membiayai model bisnis yang berdampak terhadap hutan dan masyarakat.”

Banyak dari merek dan bank ini telah mengadopsi berbagai komitmen dan kebijakan di masa lalu untuk mencapai “Nol Deforestasi” dan menjunjung tinggi hak Masyarakat Adat dan hak asasi manusia dalam praktik bisnis mereka. Namun, hutan hujan di Indonesia dan yang ada di seluruh dunia terus dibakar, ditebang habis, dan dibuldoser setiap hari untuk komoditas seperti minyak sawit, pulp, kertas, daging sapi, kedelai, kakao, dan kayu. Merek-merek multinasional memenuhi permintaan pasar untuk produk ini dan pembiayaan terus mengalir dari bank-bank besar di seluruh dunia. 17 perusahaan yang dievaluasi terpilih karena berpengaruh signifikan pada pasar komoditas ini.

“Dari Indonesia hingga AS, Masyarakat Adat dan lokal berjuang untuk melindungi tanah dan hutan mereka dari perusahaan yang ingin mengeksploitasinya tanpa persetujuan, ratusan ribu orang di seluruh dunia juga ikut mendukung dan meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan ini. Perusahaan yang tidak mengambil tindakan nyata berada di baris berikutnya,” kata Daniel.

Evaluasi ini menjabarkan langkah-langkah yang dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan kinerja mereka, termasuk mengadopsi kebijakan untuk menghentikan deforestasi dan pelanggaran hak asasi manusia dari rantai pasokan dan pembiayaan mereka, mengungkapkan secara publik dampak penuh bisnis mereka terhadap hutan dan hak Masyarakat Adat dan lokal, mencegah tindak kekerasan dan memastikan bahwa hak-hak Masyarakat Adat dan lokal dihormati sepenuhnya, serta membuktikan bahwa klien dan mitra bisnis mereka benar-benar turut mematuhi kebijakan mereka.


Kampanye Mempertahankan Tegakkan Hutan yang dirilis oleh Rainforest Action Network (RAN) pada awal 2020 menghimbau beberapa perusahaan paling berpengaruh yang mendorong perusakan hutan hujan dan pelanggaran hak asasi manusia untuk mengambil tindakan nyata. Merek-merek tersebut merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen cepat habis seperti Colgate-Palmolive, Ferrero, Kao, Mars, Mondeléz, Nestlé, Nissin Foods, PepsiCo, Procter & Gamble, dan Unilever. Sedangkan bank-bank yang mendanai merupakan kekuatan finansial dunia seperti ABN Amro, Bank Negara Indonesia (BNI), CIMB, DBS, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), JPMorgan Chase, dan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). RAN akan terus mendorong tindakan nyata dari merek-merek dan bank-bank ini serta memperbaharui informasi terkait kemajuan, atau kekurangan perusahaan-perusahaan ini melalui situs web https://www.ran.org/kfs-scorecard/