Berita

Forests & Finance adalah prakarsa dari koalisi organisasi kampanye dan penelitian termasuk Rainforest Action Network, TuK Indonesia, Profundo, Amazon Watch, Repórter Brasil, BankTrack, Sahabat Alam Malaysia dan Friends of the Earth US. Silahkan menghubungi tim kami dengan pertanyaan Anda.
Dataset ini menyajikan informasi tentang penyandang dana 300+ perusahaan penghasil komoditas yang merisikokan hutan tropis, di tiga cekungan utama hutan hujan dunial, yakni: Asia Tenggara, Afrika Tengah dan Afrika Barat serta dan bagian dari Amerika Selatan.
Myanmar, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Papua Nugini, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Kamerun, Gabon, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Liberia, Pantai Gading, Ghana dan Nigeria.
Brasil, Argentina, Paraguay, Bolivia dan Kolombia.
Untuk Argentina, Paraguay, Bolivia, dan Kolombia data terbatas pada sektor kedelai dan daging sapi.
Kami bertekad untuk mengembangkan dataset ini hingga dapat mencakup seluruh wilayah Amazon. Kami memilih untuk memprioritaskan Brasil karena wilayah negara ini menjadi bagian terbesar dari wilayah Amazon (62%) dan bertanggung jawab atas hilangnya 80% hutan Amazon pada tahun 2000 hingga 2017.
Kita tahu, Amazon bukanlah satu-satunya bioma yang terancam. Faktanya, sebagian besar ekspansi pertanian kedelai terjadi di Cerrado, dan perusahaan bubur kertas & kertas berdampak besar terhadap hutan hujan Atlantik. Untuk mengatasi dampak ini dan mengidentifikasi pergerakan kegiatan bisnis yang merisikokan satu bioma ke bioma lain yang sebelumnya lolos dari perhatian, maka pendekatan holistik perlu dilakukan. Karenanya, kami juga memetakan pembiayaan untuk perusahaan yang merisikokan hutan di bioma-bioma lain di Brasil.
Basis data keuangan Bloomberg, IJGlobal, dan TradeFinanceAnalytics, serta dokumen pendaftaran perusahaan dan laporan perusahaan yang tersedia untuk umum digunakan untuk mengidentifikasi pinjaman korporat, kredit, dan fasilitas penjaminan yang diberikan kepada perusahaan yang dipilih dalam periode 2013–April 2020.
Investasi dalam bentuk obligasi dan saham di perusahaan yang dipilih diidentifikasi melalui Bloomberg pada tanggal pelaporan terakhir yang tersedia pada April 2021. Basis data ini menyediakan akses ke data pasar secara real-time, berita, data fundamental, alat analisis, perdagangan, dan komunikasi.
Portal Transparansi BNDES dan portal Bank Sentral Brasil digunakan untuk mengidentifikasi aliran keuangan tambahan ke perusahaan berisiko terhadap hutan di Brasil.Lihat Metodologi untuk informasi lebih lanjut.
Lebih dari 300 grup perusahaan yang dipilih untuk studi ini berada dalam rantai pasok komoditas daging sapi, kedelai, bubur kertas dan kertas, sawit, karet, atau kayu di Asia Tenggara, Afrika Tengah & Barat, dan bagian dari Amerika Selatan (secara keseluruhan disebut sebagai ‘sektor yang merisikokan hutan tropis’). Daftar ini dimaksudkan sebagai sampel yang mewakili perusahaan yang berdampak atau berpotensi menimbulkan dampak terhadap hutan tropis; bukan sebuah daftar yang sudah lengkap meliputi seluruh perusahaan yang berdampak terhadap hutan tropis.
Faktor lain yang mendorong pemilihan grup perusahaan tersebut meliputi: ukuran perusahaan dan luas lahan operasionalnya, akses terhadap informasi tentang pembiayaannya, dan dampak negatif yang diketahui diakibatkan oleh kegiatan operasionalnya di hutan tropis. Lihat Metodologi untuk informasi lebih lanjut.
Tidak semua perusahaan terpilih yang tercantum dalam situs web ini terlibat dalam dalam kegiatan yang merusak, tetapi semuanya terlibat dalam kegiatan bisnis skala besar di wilayah hutan tropis yang berisiko tinggi mengakibatkan deforestasi dan dampak sosial. Oleh karena itu, bank yang melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan ini menjadi sangat terpapar oleh risiko yang ditimbulkan karena terjadinya deforestasi.
Suzano adalah produsen bubur kertas terbesar di dunia, dan menerima sekitar seperlima dari total pembiayaan untuk sektor komoditas yang merisikokan hutan tropis pada tahun 2013 hingga April 2020. Bubur kertas dan kertas adalah sektor yang sangat padat modal karena biaya pembangunan pabrik bubur kertas baru dapat mencapai miliaran dolar Amerika. Selain itu, Suzano melakukan merger besar (dengan pesaingnya, yaitu Fibria, pada tahun 2018), yang membuatnya mendapat pembiayaan lebih. Faktor-faktor inilah yang membuat Suzano menjadi penerima kredit yang terbesar.
Sebagian besar kegiatan operasional Suzano tidak berada di Amazon, melainkan di bioma Cerrado atau hutan hujan Atlantik yang merupakan dua bioma dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan sama-sama memerlukan perlindungan. Di Brasil, industri bubur kertas dan kertas umumnya memanfaatkan padang penggembalaan yang telah dikonversi untuk memperluas perkebunan pohon kayu putih/ eucalyptus. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan bukanlah pemeran utama dalam deforestasi atau degradasi lahan secara langsung. Namun demikian, luasnya lahan yang dibutuhkan untuk industri bubur kertas (sekitar 100.000 ha per pabrik) membuatnya menjadi pemicu persaingan untuk memperoleh lahan. Dengan membeli lahan padang penggembalaan, perusahaan mendorong para penggembala ternak bergerak ke wilayah baru (Amazon) untuk mencari lahan yang lebih murah, sehingga secara tidak langsung juga berkontribusi terhadap deforestasi.
Ini adalah program pembiayaan oleh bank dengan menyediakan kredit bersubsidi kepada sektor pedesaan (crédito rural dalam bahasa Portugis). Data yang dipublikasikan tentang program ini menunjukkan jumlah kredit yang disalurkan per bank dan per sektor, tetapi data tersebut tidak mengungkapkan nama penerimanya. Maka dari itu, penerimanya dikelompokkan dengan nama ‘Program Pembiayaan Pertanian Brasil (Brazil Agriculture Finance Program)’.
Dataset ini mencakup lebih dari 16.000 perusahaan yang merisikokan hutan, yang menerima pembiayaan dari BNDES. Untuk memudahkan opsi pencarian data, perusahaan-perusahaan ini dikelompokkan menjadi satu sebagai ‘klien BNDES’. Untuk daftar lengkap semua penerimanya, Anda dapat mengunduh versi lengkap dataset ini di web.
Metodologi yang kami gunakan mengandalkan data yang dipublikasikan, seperti misalnya laporan perusahaan dan informasi yang tersedia pada data base pembiayaan yang sering kali disebut sebagai pinjaman sindikasi. Untuk sektor kedelai, para pedagang besar membiayai sebagian besar pemanenannya, dan hal ini tidak tercakup dalam data kami. Sumber pembiayaan penting lainnya bagi petani adalah pinjaman bank bersubsidi yang diberikan melalui Plano Safra. Hanya sebagian saja atas informasi tentang pinjaman tersebut yang dapat disajikan dalam database ini (pinjaman yang diberikan melalui BNDES).
Metodologi yang kami gunakan mengandalkan data yang dipublikasikan, seperti misalnya laporan perusahaan dan informasi yang ada dalam data base pembiayaan. Banyak aktor yang memicu deforestasi di Afrika Tengah dan Afrika Barat tidak butuh pembiayaan sindikasi besar, yang biasanya dicatat dalam data base data keuangan. Selain itu, mereka bukanlah perusahaan terbuka dan mencatatkan perusahaannya pada yurisdiksi yang relevan, sehingga data yang terperinci mengenai perusahaan tidak tersedia. Hal ini menyebabkan akses informasi tentang hubungan pembiayaan mereka menjadi lebih sulit diperoleh apabila dibandingkan dengan perusahaan terbuka atau yang tercatat di negara-negara di mana daftar perusahaan menyediakan informasi perusahaan secara rinci. Selain itu, banyak perusahaan yang aktif di Afrika Tengah dan Afrika Barat juga memperoleh pembiayaan dari sumber-sumber yang tidak tercakup dalam kumpulan data ini, seperti misalnya dari penyandang dana perorangan.
Penilaian atas kebijakan bank dilakukan dengan memilih 50 lembaga keuangan yang mengalirkan dana paling signifikan terhadap sektor yang merisikokan hutan di Asia Tenggara, Afrika Tengah dan Afrika Barat serta dan bagian dari Amerika Selatan. Penilaian ini dilakukan sesuai dengan informasi yang telah tersedia di ranah publik, dan setiap lembaga keuangan diberi kesempatan untuk memberi tanggapan atas draf penilaian itu sebelum kami publikasikan. Penilaian atas pemeringkatan lembaga keuangan ini dilakukan berdasarkan implementasi kebijakan bank, serta standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang diharapkan oleh klien mereka. Skor penilaian tertinggi adalah 10 poin.
Pada September 2021 kami akan memperbarui data keuangan. Penilaian kebijakan akan diperbarui pada tahun 2022.
15.1 Red Lines dari Environmental Paper Network ?
Penilaian Red Lines bersifat global, sedangkan penilaian Forests & Finance fokus pada perusahaan yang beroperasi di Asia Tenggara. Penilaian Red Lines berfokus pada industri bubur kertas dan kertas, sedangkan forestsandfinance.org mencakup 4 komoditas yang merisikokan hutan, yaitu: minyak sawit, bubur kertas & kertas, kayu, dan karet.. Selain itu, penilaian Red Lines tidak melakukan pemeringkatan bank terkait kebijakannya, sedangkan forestsandfinance.org melakukannya.
15.2 Forest 500 ?
Penilaian kebijakan Forests & Finance memiliki kriteria lebih rinci terkait deforestasi dan perlindungan HAM, hak pekerja, dan hak masyarakat adat. Forest 500 memiliki kriteria lebih rinci terkait cakupan kebijakan-kebijakan bank, bagaimana bank menerapkan kebijakan tersebut di tingkat kelembagaan keuangannya dan bagaimana bank menyiapkan pelaporannya.
15.3 Fair Finance Guide ?
Cakupan Fair Finance Guide meliputi lembaga-lembaga keuangan di 14 negara, termasuk Indonesia, Brasil, dan Jepang, dan tidak mencakup Malaysia, China, atau Amerika Serikat yang merupakan negara dengan bank yang berperan besar dalam pembiayaan komoditas yang berisiko deforestasi. Metodologi Forests & Finance merujuk pada Fair Finance Guide, tetapi Forests & Finance cenderung lebih tegas dalam membuat penilaian. Forests Finance juga memiliki kriteria lebih terperinci atas perlindungan keanekaragaman hayati, perlindungan pekerja, penghormatan terhadap konvensi internasional dan struktur pajak. Fair Finance Guide mencakup persyaratan untuk mendapat sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC), di mana Forests & Finance mensyaratkan ‘sertifikasi yang kredibel’; sedangkan Fair Finance Guide memiliki kriteria lebih rinci terkait pelaporan dan kebijakan lacak balak yang harus dilaksanakan oleh perusahaan.
Investor dapat melakukan pendekatan dua arah dengan mengenali 1) perusahaan-perusahaan yang secara langsung terlibat dalam sektor yang merisikokan hutan tropis dan 2) bank-bank yang membiayai perusahaan-perusahaan tersebut. Untuk kedua jenis perusahaan tersebut, investor harus mewajibkan adanya pengungkapan risiko secara lengkap serta penerapan atas standar-standar Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) dan proses uji tuntas. Lihat halaman 4 pada Brosur Forests & Finance untuk rekomendasi lebih lanjut bagi investor.
Sebagai langkah awal, kami rekomendasikan Anda untuk memeriksa apakah bank Anda memiliki kebijakan pembiayaan secara khusus pada sektor yang merisikokan hutan tropis. Evaluasi kami atas kebijakan bank utama yang membiayai sektor tersebut tersedia di sini.
Jika bank Anda tidak termasuk dalam evaluasi ini, Anda dapat memeriksa situs web bank Anda atau bertanya langsung kepada mereka tentang kebijakan yang diterapkan untuk melindungi hutan dan masyarakat terkait pembiayaan yang disediakan untuk sektor ini. Berdasarkan tanggapan yang diberikan, Anda dapat meminta mereka mengimplementasikan sebuah kebijakan, atau Anda hendaknya mencari bank alternatif. Penelitian kami menemukan bahwa bank-bank yang memiliki kebijakan pun masih membiayai perusahaan-perusahaan yang terlibat deforestasi.
Dapat disimpulkan bahwa adanya kebijakan bukanlah jaminan bahwa pembiayaan yang dilakukan adalah pembiayaan yang bertanggung jawab, tetapi hal ini dapat menunjukkan bahwa bank tersebut melibatkan kliennya untuk meningkatkan kinerjanya, atau mungkin saja mereka tidak dapat memastikan kebijakannya diimplementasikan oleh klien mereka.
Sila hubungi kami di info@forestsandfinance.org jika Anda memerlukan bantuan lebih lanjut.
Forestsandfinance.org adalah kolaborasi dari Koalisi forestsandfinance, yaitu: Rainforest Action Network, Tuk Indonésia, Profundo, Amazon Watch, Repórter Brasil, BankTrack,. Sahabat Alam Malaysia dan Friends of the Earth US.
Untuk mengonversi nilai transaksi keuangan dari mata uang aslinya ke dalam USD, kami menggunakan kurs pada hari transaksi dilakukan. Ini dilakukan untuk menstandarkan format basis data dan memudahkan perbandingan. Oleh karena itu, fluktuasi nilai tukar dapat berdampak pada temuan.
Tonton video ini untuk mempelajari cara mencari database.
Dimungkinkan untuk mengunduh data sebagai spreadsheet CSV di halaman Data Deep Dive kami. Untuk menganalisisnya lebih lanjut, silakan merujuk ke panduan analisis data kami.